Ketika denger NCC Chocolate Week dimulai, hanya berpikir, yaaah ngga bisa ikutan lagi, padahal suka coklat... Lalu membuat alasan, kan lagi merantau, kan lagi ndak ada alat, kan lagi repot, kan ngga punya coklat! Dan jadi malu sendiri, kenapa masih banyak alasan... Semua ini harus dihentikan dan dimulai, toh event ini sesuatu yg menyenangkan.
Begitu memantapkan tekad, pikirin apa yang bisa dimulai, udahlah yang gampang aja dulu tapi pasti enak dan ngga perlu resep apa2 pasti bisa dibikin: Roti Bakar! Langsung pesan coklat lewat sesepuh milis (betapa nyamannya belanja sekarang ya), pake semua bahan yang ada di kulkas (biar ngga buat alasan ngga ada bahan), kebetulan masih ada sisa roti tawar yang sangat milky rasanya dari bakeri orang kantor, dan beli es krim. Kumpulan bahan-bahan ini dasarnya cuma bayangan coklat itu cocok dengan roti (roti coklat semua suka kan?!), cocok dengan pisang, cocok dengan es krim (saya rasa ngga ada orang normal yg ga suka kayanya), dan cocok dengan kopi (ingat mocha?)
Dan inilah hasilnya: biar gaya diberi nama: Chocolate Toast ala Mode! Ganjen ya? Iya! Ganjen is a must, biar makanan sederhana naik tingkat penampilannya.
Look these little melted chocolate peeking from the side! |
Berikut bahan dan cara masaknya (cara nyusunnya kali ya!):
Chocolate Toast ala Mode
Ingredients:
- sepasang roti tawar putih
- coklat secukupnya (saya pakai DGF 61 % dark chocolate couverture)
- mentega untuk oles roti
- es krim rasa favorit secukupnya, kalo satu scoop kurang, satu drum juga boleh (saya pakai macadamia ice cream)
- optional: Kahlua (atau saus karamel, atau saus coklat, atau saus buah!)
- Sedikit irisan pisang
- Olesi roti tawar dengan mentega, panggang di pan, yang dicari adalah permukaan yang crusty, namun bagian dalam tetap lembut.
- Panas-panas, beri coklat, panasnya roti cukup untuk melelehkan para coklat itu.
- Potong-potong jadi beberapa bagian sesuai rasa keindahan masing-masing, saya yang masih barbar sih masih baru segitu aja udah mentok...
- Kasi es krim disampingnya.
- Siram bagian dasar dengan Saus, hias dengan pisang.
- Nikmati piring berisi kalori yang membuat treadmill 3 jam tak berarti....
Pelaksanaannya tidak selancar itu! Pertama mencoba lelehin coklat dengan microwave, dan ternyata microwave gila itu (atau saya yg terlalu kampungan) terlalu panas bagi coklat, coklatnya hampir menjadi hangus dan mengeras (percayalah... jangan maksa tetep dimakan, itu coklat ngga enak, dan iya, walau udah ngga enak, dia masih bisa ngegendutin) dan akhirnya terbuang, es krim yang tadinya masih terlalu beku tapi karna mau singkat, dimasukin microwave (lagi) 10 detik, dan karena saya ngga belajar dari pengalaman dengan microwave tadi: esnya terlalu mencair! Esku yang berharga, yang disayang-sayang... (keliatan kan di foto, Haagen-Dazs, yang harganya tidak seenak rasanya!) Dan proses plating serta irisan pisang yang menjengkelkan karena licin, jadi udah deh dimakanin aja semua, sisain dua, taro di atas. Mumet soalnya ga kelar-kelar (dan si haagen-dazs itu tetep meleleh tanpa ampun...)
Setelah selesai plating, bagaimana rasanya?
Saya sih suka dengan kontras antara tekstur roti yang sedikir renyah dan es krim lembut, perbedaan panas dan dingin, dan pahitnya coklat membaur dengan manis gurihnya es krim. Rasa pisang dan kopi dari kahluanya jadi komplimen yang enak untuk rasa coklatnya :)
Jangan mikirin kalori, lagi ulang taun!
Sedikit pemikiran ketika udah selesai plating: akhir-akhir ini ngerasa butuh bisa menata makanan dengan baik, dan memfoto dengan menarik, kayanya harus belajar sama Mbak Riana, Mbak Citra, dan para pakar lain nih. Saat ini mah lakukan dulu yg bisa deh, dengan kamera Phablet hahahaha...
Besok-besok akan posting tentang makanan yang dimasak sebelum es krim ini hehe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar