Selasa, 24 September 2013

Soba, Truly Japanese Pasta.

Hari Rabu, 18 Sept 13 kemarin, saya mendapatkan kabar kurang menyenangkan dari dokter, belum lagi pengalaman yang "mengejutkan" dan tagihan obat dan dokter yang "mengejutkan!" juga. Dilanjutkan dengan hari Jumat kemarin harus test lab. Sabtu ini rasanya energi sudah habis. Rasanya tidak niat work out dulu deh. Mau istirahat saja seharian di kasur rasanya.
 
Dalam keadaan seperti ini, masak menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi saya, walau kadang ada waktunya juga malas banget memasak. Rasa malas ini biasanya semakin pudar jika yang dimasak adalah menu baru, entah melibatkan bahan makanan baru, bumbu baru, atau nuansa baru. Nah, kali ini saya (ditengah kondisi yang masih kurang fit) berpikir makanan pedas akan memperparah kondisi saya (walaupun, saya sedang benar2 craving for hot fiery food!). Akhirnya makanan berkuah yang panas alternatifnya. Akhirnya ditengah stok bahan makanan yang terbatas, saya berpikir tentang bahan makanan yang sudah cukup lama dibeli, namun belum pernah dipakai: Soba!
 
Sebelum memasak, biarlah saya bercerita sedikit mengenai apa itu Soba yak. Dalam kuliner Jepang, ada beragam mie yang terdengar atau setidaknya terasa familiar bagi kita, apalagi jika bukan Ramen (yang justru aslinya adalah Chinese Style Noodle), juga ada Udon yang mulai familiar (yang mienya segede-gede kabel listrik tuh), ada Soba, dan Somen yang masih belum terlalu sering didengar. Nah fokus pembahasan kali ini adalah Soba. Soba ini adalah furniture empuk yang digunakan untuk duduk... Eh, maafkan, itu namanya Sofa! Soba (蕎麦 atau そば) ini adalah sejenis mie yang dibuat dari sejenis gandum yang disebut buckwheat (yang entah kenapa terjemahan Bahasa Indonesianya adalah Gandum Kuda...jadi penasaran mungkin ada gandum sapi atau gandum kucing barangkali?)atau istilahnya adalah soba-ko. Si soba ini ada yang segar dan instan. Saya memakai yang instan. Bentuknya lurus memanjang seperti pasta angel hair, berwarna kecoklatan berbintik-bintik terkesan agak "kotor", hal ini disebabkan proses penggilingannya ikut melibatkan kulit gandumnya. Aromanya, hm... little bit earthy.
 
Nah ini dia si soba instannya, lihat warnanya yang agak berbintik, bukan bulukan ya!
 
Soba ini dapat dimasak dalam berbagai macam gaya, baik dingin maupun panas. Yang paling sederhana adalah direbus, lalu disajikan dengan saus pencelupnya (tsuyu). Hidangan ini disebut Zaru Soba (dinamakan Zaru karena ada tatakan dari jalinan bambu seperti penggulung maki sushi). Nah, karena sejujurnya dalam bayangan saya menyajikan Zaru Soba akan beresiko saya tidak akan memakannya karena kurang rasa hahaha... Saya memutuskan untuk membuat satu gaya soba berkuah panas, yaitu Kitsune Soba (きつね蕎麦). Kitsune sendiri adalah Rubah, diceritakan ada dewa dalam mitologi Jepang yang suka sekali dengan tahu goreng yang disebut Aburaage. Makanya cukup banyak makanan Jepang yang dikaitkan dengan si tahu ini (Kitsune Udon, Inari-Zushi).
 
Saya masih punya abura age di freezer hasil trial membuat Kitsune Udon beberapa waktu lalu.Jadi setelah belajar sejarah makanan Jepang yang membuat seluruh pembaca blog saya tertidur dan browsing hal lainnya, inilah hasilnya :)

Jadi laper ngga sih lihat aburaagenya?

 
Kitsune Soba (きつね蕎麦)

Ingredients:
  • 100 gr soba instan
  • 400 ml dashi
  • 1,5 sdm shoyu
  • 0,5 sdm sake
  • 1 sdt gula pasir
  • 1 sdm mirin
  • Aburaage dan bumbunya (2 tahu aburaage, 100 ml dashi, 1/2 sdt sake, 1/2 sdm shoyu, 1 sdm gula pasir)
  • Pelengkap: Daun bawang diiris tipis, wakame secukupnya direndam, dan katsuobushi secukupnya 
 Cara:
  • Aburaage: karena si tahu ini udah dijual dalam keadaan digoreng dan cukup banyak minyaknya, maka kita kurangi terlebih dahulu dengan cara membilasnya dengan air panas, kemudian diperas lembut (jangan pake emosi! nanti hancur...). Jika sudah maka dibelah jadi 2. Didihkan bumbunya dan masukkan tahu, rebus dengan api kecil sampai cairan hampir habis.
  • Didihkan air, rebus soba sesuai petunjuk kemasan, angkat, bilas dengan air mengalir untuk menghilangkan kelebihan pati. Taruh dalam mangkuk saji. Tata aburaage yang sudah dibumbui dan wakame diatasnya.
  • Didihkan dashi, shoyu, sake, gula pasir, mirin, diamkan dalam keadaaan mendidih selama +/- 15 detik, cek rasanya.
  • Tuang kuah dalam mangkuk yang berisi soba dan toppingnya.
  • Beri sedikit katsuobushi dan irisan daun bawang.
 
Bagaimana rasanya?
Sobanya terasa seperti citarasa "baru" di dalam mulut, ada tekstur berbutir ketika dikunyah, ada aroma yang berbeda juga dari sobanya sendiri yang mungkin dirasakan sangat berbeda bagi yang terbiasa memakan mie telur seperti saya. Tapi kesan keseluruhan saya enak dan menyenangkan, karena dengan kuahnya yang ringan, aburaage yang lembut, manis gurih dan penuh rasa, hidangan ini sangat bercitarasa Jepang. Saya masih penasaran, kuahnya sendiri harapannya bisa lebih "mantap" tanpa kehilangan kekhasannya yang ringan. Dicoba deh :)
 
Btw, Kitsune Soba yg asli ndak ada wakame dan katsuobushinya ya, itu hanya tambahan saya aja, topping sebenarnya di Jepang sana adalah: Aburaage, kamaboko (baso ikan), dan daun bawang.

Kamis, 19 September 2013

You've Got to Eat Something Good on your Birthday!

Seperti janji saya kemarin, waktu posting tentang Chocolate Toast, sebelum makan dessert tersebut, saya memasak makanan ini.

Tidak ingat kapan tepatnya kecintaan saya terhadap makanan Jepang dimulai, mungkin sebelumnya saya terlebih dahulu jatuh cinta pada budayanya yang unik. Saya ingat pertama kali makan makanan Jepang adalah Hoka-Hoka Bento, Beef Teriyakinya tepatnya. Ketika itu saya sedang berlibur di Bandung, juga pertama kalinya ke Bandung (ya, jika anda berpikir saya adalah manusia Goa karena banyak pertama kalinya, kurang lebih seperti itu lah saya!) Saat itu sebenarnya saya sedang sakit, namun pas makan si Beef Teriyaki ini, entah kenapa kok rasanya UENAK BUANGET!!! Padahal tau sendiri kalo lagi sakit makan apa aja ngga enak, belum lagi saat itu mulut saya sedang penuh sariawan (yang kalo kena kecap atau asin, rasanya maknyos berlinang air mata). Saat itu keliatannya saya jatuh cinta pada Japanese Food!!!

Lama berselang, namanya juga anak-anak, hanya sekedar suka, masuk SMP (SLTP kali ya...) juga ambil Tata Boga, dan yg kepikir masak itu menyenangkan, apapun itu, tanpa tujuan spesifik. Hasilnya? Bakpao Bantat yang kayak Kue Ku putih isi ayam yang menurut teman saya bisa untuk senjata melempar anjing galak! Dan saya teringat pas bagian bikin Birthday Cake, punya kelompok saya begitu mengejutkannya (dan mungkin membuat orang menangis sedih jika diberikan cake itu hahahaha....). Enough babbling! To make things short, intinya saya meninggalkan kesukaan saya akan makanan Jepang, dan mulai masuk banyak ke dunia Baking, khususnya Pastry dan Cake (Yg membuat bangga kali ini, ngga parah kayak pas SMP hahaha...)

Sampai awal-awal saya menjadi salary man di Bintaro ini, suatu hari saya seperti biasa sedang dalam rutinitas saya, membaca artikel mengenai culinary things. Sampailah saya pada artikel mengenai makanan Jepang, seketika seperti mendapatkan insight (kalo di komik donal bebek sih, ada lampu diatas kepala, AHA!) saya mengingat betapa saya mencintai masakan Jepang. Dan mulailah, tiada hari tanpa mempelajari bahan dan membaca banyak hal mengenai kuliner Jepang. To make things short.....again (ya! saya sangat gampang terdistraksi hahaha...) Saya banyak mencoba makanan Jepang di sekitar Jakarta, memasak, trial, dan lain-lain.

Ini adalah makanan yang saya buat paling baru. Saya begitu senang dengan daging sapi, walaupun harganya sekarang bikin menangis, terus menerus naik melebihi akal sehat :'( Namun karena kemarin saya berulang tahun, saya spare sedikit uang untuk beli potongan daging yang baik, dan marblingnya bagus hehehe.... Ya udah deh ya, ulang tahun namanya juga. Sengaja memilih thinly sliced beef for Sukiyaki, karena seperti yang diketahui, saya tidak punya banyak waktu memasak di dapur orang lain, jadi pakai itu biar lebih cepat.

Sedikit mengenai Yakiniku menurut wikipedia:
"Yakiniku (焼肉?, daging panggang) adalah istilah bahasa Jepang untuk daging yang dipanggang atau dibakar di atas api. Dalam arti luas, yakiniku juga mencakup berbagai masakan daging sapi, babi, atau jeroan yang dipanggang, seperti bistik, panggang daging domba (jingisukan), dan barbeque.
Daging dipanggang di atas api dari arang atau gas dengan memakai kisi-kisi dari besi atau di atas plat dari besi (teppan). Potongan daging berbentuk segi empat sering ditusuk dengan tusukan dari logam sebelum dipanggang. Di rumah makan yakiniku, sesudah dipanggang, daging yang berukuran agak besar sering perlu dipotong dengan gunting di hadapan pengunjung...."

Berbeda dengan Yakiniku versi HokBen yang cenderung asin, Inilah versi saya:

Lihatlah betapa cantiknya irisan daging yang mengkilat itu! :))


Yakiniku Don

Ingredients:
  • 150 gr Irisan Tipis Daging Sapi kualitas baik
  • 1 1/4 sdm shoyu
  • 1 sdm mirin
  • 1 sdm gula
  • 1/4 sdt minyak wijen
  • 1 siung bawang putih, cincang halus
  • 1 sdm wijen
  • 1 sdm daun bawang cincang
  • setengah bawang bombai, iris tipis.
  • 1 cup nasi panas
Instruction:
  • campur shoyu, mirin, gula, minyak wijen, bawang putih, wijen, dan daun bawang cincang.
  • rendam daging sapi dalam saus, diamkan minimal 15 menit (sesuaikan waktunya jika memakai bagian daging yang lain)
  • siapkan nasi panas dalam mangkuk donburi
  • panaskan panggangan, wajan teppan, atau teflon juga bisa.
  • olesi sedikit minyak
  • panggang daging sesuai selera, namun jangan ditinggal, karena mudah gosong, nanti malah dapat arang hahaha...
  • taruh dulu daging.
  • sisa saus? karena penuh dengan rasa yang mengagumkan, encerkan dengan sedikit air, kemudian didihkan, masukkan bawang bombai, masak sebentar
  • ambil bawang bombai, tata diatas nasi, kemudian tata yakinikunya, sisa sausnya siram di atas yakiniku tersebut, sausnya akan masuk kedalam sela-sela nasi, dan sangat sedaaaap!

Bikinnya sangat mudah kan! Beberapa bahan agak sulit dicari, namun yakinlah, pantas dicari (yakinlah apa yang dikatakan Budi!) Gimana rasanya? Setelah selesai mengambil foto untuk keperluan dokumentasi, saya makan sambil terus terkikik-kikik (tentu bukan kuntilanak style), karena secara mengejutkan, sangat sedap! Daging sapi yang gurih berpadu dengan rasa asin manis yang pas dari bumbunya, wijen yang tergigit ikut menyumbangkan aroma harum dan membuatnya sangat "Jepang"! Oishiiii~~

Senin, 16 September 2013

First time participating: NCC Chocolate Week!

Sekian lama menjadi warga NCC, belum pernah sekalipun ikut event week week - an. Alasannya selalu ada, dari waktunya ga ada (padahal waktu ngga pernah pergi kemana-mana ya...), lagi repot, atau apapun lah yang pada dasarnya bersumber dari satu hal: males.

Ketika denger NCC Chocolate Week dimulai, hanya berpikir, yaaah ngga bisa ikutan lagi, padahal suka coklat... Lalu membuat alasan, kan lagi merantau, kan lagi ndak ada alat, kan lagi repot, kan ngga punya coklat! Dan jadi malu sendiri, kenapa masih banyak alasan... Semua ini harus dihentikan dan dimulai, toh event ini sesuatu yg menyenangkan.

Begitu memantapkan tekad, pikirin apa yang bisa dimulai, udahlah yang gampang aja dulu tapi pasti enak dan ngga perlu resep apa2 pasti bisa dibikin: Roti Bakar! Langsung pesan coklat lewat sesepuh milis (betapa nyamannya belanja sekarang ya), pake semua bahan yang ada di kulkas (biar ngga buat alasan ngga ada bahan), kebetulan masih ada sisa roti tawar yang sangat milky rasanya dari bakeri orang kantor, dan beli es krim. Kumpulan bahan-bahan ini dasarnya cuma bayangan coklat itu cocok dengan roti (roti coklat semua suka kan?!), cocok dengan pisang, cocok dengan es krim (saya rasa ngga ada orang normal yg ga suka kayanya), dan cocok dengan kopi (ingat mocha?)

Dan inilah hasilnya: biar gaya diberi nama: Chocolate Toast ala Mode! Ganjen ya? Iya! Ganjen is a must, biar makanan sederhana naik tingkat penampilannya.

Look these little melted chocolate peeking from the side!


Berikut bahan dan cara masaknya (cara nyusunnya kali ya!):

Chocolate Toast ala Mode

Ingredients:
  • sepasang roti tawar putih
  • coklat secukupnya (saya pakai DGF 61 % dark chocolate couverture)
  • mentega untuk oles roti
  • es krim rasa favorit secukupnya, kalo satu scoop kurang, satu drum juga boleh (saya pakai macadamia ice cream)
  • optional: Kahlua (atau saus karamel, atau saus coklat, atau saus buah!)
  • Sedikit irisan pisang
Cara:
  • Olesi roti tawar dengan mentega, panggang di pan, yang dicari adalah permukaan yang crusty, namun bagian dalam tetap lembut.
  • Panas-panas, beri coklat, panasnya roti cukup untuk melelehkan para coklat itu.
  • Potong-potong jadi beberapa bagian sesuai rasa keindahan masing-masing, saya yang masih barbar sih masih baru segitu aja udah mentok...
  • Kasi es krim disampingnya.
  • Siram bagian dasar dengan Saus, hias dengan pisang.
  • Nikmati piring berisi kalori yang membuat treadmill 3 jam tak berarti.... 

Pelaksanaannya tidak selancar itu! Pertama mencoba lelehin coklat dengan microwave, dan ternyata microwave gila itu (atau saya yg terlalu kampungan) terlalu panas bagi coklat, coklatnya hampir menjadi hangus dan mengeras (percayalah... jangan maksa tetep dimakan, itu coklat ngga enak, dan iya, walau udah ngga enak, dia masih bisa ngegendutin) dan akhirnya terbuang, es krim yang tadinya masih terlalu beku tapi karna mau singkat, dimasukin microwave (lagi) 10 detik, dan karena saya ngga belajar dari pengalaman dengan microwave tadi: esnya terlalu mencair! Esku yang berharga, yang disayang-sayang... (keliatan kan di foto, Haagen-Dazs, yang harganya tidak seenak rasanya!) Dan proses plating serta irisan pisang yang menjengkelkan karena licin, jadi udah deh dimakanin aja semua, sisain dua, taro di atas. Mumet soalnya ga kelar-kelar (dan si haagen-dazs itu tetep meleleh tanpa ampun...)

Setelah selesai plating, bagaimana rasanya?
Saya sih suka dengan kontras antara tekstur roti yang sedikir renyah dan es krim lembut, perbedaan panas dan dingin, dan pahitnya coklat membaur dengan manis gurihnya es krim. Rasa pisang dan kopi dari kahluanya jadi komplimen yang enak untuk rasa coklatnya :)

Jangan mikirin kalori, lagi ulang taun!

Sedikit pemikiran ketika udah selesai plating: akhir-akhir ini ngerasa butuh bisa menata makanan dengan baik, dan memfoto dengan menarik, kayanya harus belajar sama Mbak Riana, Mbak Citra, dan para pakar lain nih. Saat ini mah lakukan dulu yg bisa deh, dengan kamera Phablet hahahaha...

Besok-besok akan posting tentang makanan yang dimasak sebelum es krim ini hehe...

Kamis, 12 September 2013

Comeback!

Lama sekali meninggalkan blog ini. Mungkin sebagian juga bingung, ini blog apaan coba ya. Isinya setaun cuma 1! Blog ini tadinya dibuat untuk jualan, namun sejalan dengan perkembangannya saya menjadi malas hahaha...
Bukan hanya malas sebenarnya, namun karena banyak hal dalam hidup ini yang terus berubah, dari tadinya jualan, namun karena satu dan lain hal, saya kembali menjalani kehidupan sebagai salary man.
Dalam perkembangannya, sudah setahun lebih saya berkutat dengan kehidupan kantor (lagi), dan sekarang dengan status sebagai anak kos, memasak seperti sebuah privilege bagi saya heheh...
Dalam kejenuhan pekerjaan kantor yang penuh dengan administrasi (by the way, I hate administration thing, really hate -_-) saya mulai berpikir kembali untuk menulis blog yang saya tinggalkan ini. Mungkin kedepannya blog ini berubah dari tadinya adalah jualan makanan, sekarang berisi mengenai sepercik dari kehidupan saya. Sedikit diri saya yang saya bagi, namun merupakan bagian besar dari diri saya, passion saya tentang hal-hal berbau kuliner. Saya ingin membuat rekaman dari perjalanan hidup saya (wah mulai melenceng nih blognya wkwkwkwk...), eh serius! Dalam waktu kedepan saya punya banyak mimpi besar, dan salah satunya adalah membuka rumah makan (klise ya!). Nah, saya ingin rekam setiap trial masakan yang ada.
Dalam blog ini karena berbau kuliner, selain masakan mungkin akan berisi mengenai beberapa hal mengenai kehidupan saya (yg berbau kuliner juga hahaha...), tentang aktivitas saya dan ketertarikan saya pada alat2 dapur, pisau-pisau yang adalah jualan saya saat ini, percobaan makanan baru, ide-ide, makanan yang baru saya coba, motivasi hidup, and pretty much whatever I want to babble about hahaha...
So please bear with me, I'll try to commit updating it as often as possible.
Thanks.