Kamis, 21 November 2013

Broken Laptop, something must be changed...

Maafkan jika blog ini mulai tidak update lagi. Sebenernya yang terjadi adalah si laptop saya yang sudah menemani sejak masa kuliah ternyata rusak (memang sudah lama sih...)

Nah ini yang saya lakukan adalah mencoba untuk update melalui galaxy note saya, karena ingin beli laptop baru kok rasanya tidak segampang bikin pudding...

Sekalian saja lah, karena masalah harus ngepost pake galnot, sedangkan ngetik pake galnot ini ngga nyaman2 juga, daaaaaan saya cerewet tingkat dewa mahabrata (belom lagi sesi sok taunya... hahaha...) makanya saya berpikir mengadakan perubahan juga. Apa perubahannya? Saya akan coba ngepost pake bahasa Inggris!!!

Terdengar gila? Iya! Tapi ya udah lah, sekalian aja mulai belajar berubah lebih baik juga. Hehehe... jadi jika keluar bahasa Urdu padahal maksudnya saya adalah bahasa Inggris, please bear with me. Jangan khawatir juga, akan ada versi Indonesianya hahaha...

tapi sebelum mulai nulis, saya akan coba post dulu, siapa tau malah ga bisa! Emosi kan!

TES TESSSSSS....

BISA!

Sayangnya gagal, note saya tidax bisa mengatur layout foto seperti yang saya mau, dan laptop pinjeman ini tidax bisa mengetix huruf tertentu (udah tau lah ya huruf apa)...

saya hanya bisa update harga victorinox baru :'(

mohon maaf xarena belum diupdate lagi, padahal udah banyax juga yang dimasax atau mau diceritaxan. mari doaxan agar saya punya gadget baru :))

Senin, 21 Oktober 2013

Spaghetti Meatball, secret revealed...

Postingan ini dibuat sesuai dengan tema Cloudy with a Chance of Meatball 2! (yang lebih bagus dari prekuelnya!)
 


Hahahaha... Ndak ding, posting ini dibuat atas permintaan salah seorang rekan milis, Mbak Charisma, karena melihat Profile Picture BBM saya. Katanya sedang dapat banyak tomat segar masak, Asiiiik! Tak ada yang lebih baik selain membuat saus pasta dari bahan-bahan segar! (walau semakin banyak bahan instan pasti lebih cepat dan praktis :p )

Sebetulnya ini dibuat kemarin karena terlalu banyak ditodong oleh teman kantor, setelah mendengar saya suka memasak. Dan inilah resepnya, Spaghetti Meatball versi saya yang lebih sederhana dari Bolognese saya yang lama memasaknya, ini lama membentuk dagingnya, tapi percayalah, it's worth to try! Mohon lengkapi semua bahannya, termasuk jamur, ini akan membuat sausnya memiliki dimensi rasa yang lebih dalam, dan kegurihan tersendiri (saya juga sebetulnya ngga ngerti lagi ngomong apa sih, tapi bener ini jamur bikin sausnya enak dan gurih dan lebih ber "body", menggantikan daging cincang biasanya)

Sedikit tentang sejarah Spaghetti Meatball:
Spaghetti Meatball adalah makanan fusion Italia - Amerika, diciptakan di Amerika, bahkan sedikit sekali ditemukan disajikan di dapur Itali, demikian juga mereka jarang menyajikan saus bolognese yang dipadu dengan pasta spaghetti (tapi pembahasannya nanti saja jika ttg bolognese :))

Tapi kepopuleran Spaghetti Meatball menjadikannya sebuah makanan iconic tersendiri, dan menurut saya, sedaaap!


Tasty sauce and juicy meatball, you gotta try this one!
Ini yang dibawa ke kantor, dengan garlic bread ceritanya, it was a big hit! :)



Spaghetti Meatball
otonggendut.blogspot.com

Ingredients:

Meatball:

  • 500 gr daging sapi cincang kualitas baik, dengan 15-20 persen lemak (please jangan pakai lean version untuk resep saya ini, percayalah, kalo ndak meatballnya akan kering dan kurang enak)
  • 50 gr tepung panir
  • 100 ml susu
  • 1 butir telur
  • 1 buah bawang bombai medium, cincang halus
  • 2 sdm parsley dicincang
  • 2 sdt garam
  • 1 sdt blackpepper
  • 1,5 sdm mentega


Saus:

  • 1 buah bawang bombai besar, cincang
  • 2 siung bawang putih, cincang
  • 2 batang seledri cincang
  • 150 gr champignon, cincang kasar (terlihat simple, tapi inilah rahasia saya di resep ini!)
  • 2 sdt oregano kering
  • 1 sdt gula pasir
  • garam dan merica secukupnya
  • sari tomat dari:

    • 1,5 kg tomat merah ranum, iris tanda x di bagian bawah tomat, seduh dengan air mendidih sampai kulit mengelupas, jus, saring, dan masak dengan api kecil sampai mengental.

    • atau: pakai 2 kaleng @400 gr chopped plum tomato jika mau cepat.

  • additional: 2 sdt pasta tomat untuk rasa yang lebih tajam
  • Tentu: Spaghetti secukupnya, rebus al-dente atau sesuai selera.


Instructions:

Meatball:

  • Tumis bawang bombai dengan mentega sampai transparan, sisihkan sampai dingin
  • Campur panir, susu, dan telur, aduk rata
  • Masukkan daging kedalamnya, campur dengan parsley cincang, tumisan bawang yang sudah dingin, garam, dan blackpepper, aduk hingga rata dan homogen
  • Tutup dengan clingwrap, masukkan dalam kulkas, diamkan selama 30 menit hingga satu jam.
  • Ambil 2 sdt adonan, bulatkan, taruh di piring yang dialasi tepung, lakukan sampai semua adonan habis
  • Panaskan sedikit minyak, goreng meatball, hingga permukaannya kecoklatan dan masak, lakukan dalam beberapa batch.
  • Jangan buang minyaknya (tapi kalo mau versi yg lebih sehat, boleh ganti minyak sih, cuma sari daging yang keluar sangat kaya dengan rasa)


Saus:

  • Dalam wajan bekas menggoreng daging, tumis bawang bombai dan seledri hingga transparan (akan cukup banyak minyak tersisa dalam pan sisa menggoreng meatball, jika ganti pan, masukkan 2 sdm minyak).
  • Masukkan jamur cincang, aduk rata, jamur akan mulai layu dan mengeluarkan cairan, aduk dasar pan, agar tidak ada yang melekat (ini juga membuat sisa daging dan kaldu yang mengkaramel di pan bergabung dengan sari bawang dan jamur, nyam!)
  • Dalam panci, tuangkan sari tomat (atau tomat kaleng dan pasta tomat), didihkan, dan masukkan meatball, masak dengan api kecil.
  • Masukkan bumbu-bumbu seperti oregano, gula, garam, merica, masak dengan api kecil selama 1 jam, sampai saus lebih kental.
  • Tes rasanya, sesuaikan sesuai selera.
  • Pada poin ini, bisa didinginkan untuk dibekukan dalam porsi-porsi sekali makan, disimpan dalam lemari es, atau dituangkan ke Spaghetti panas dan siap disajikan.
  • Penyajian dengan Spaghetti mah sudah tahu ya, tambahkan sedikit parsley untuk rasa, aroma dan tekstur :)


Bagaimana rasanya?
This is good! Serius, bola dagingnya gurih dan juicy, karena dimasak lama, maka menyerap sedikit rasa segar saus tomatnya. Rasa sausnya gurih segar. Jamur membuat rasa saus tomatnya tidak encer dan simple seperti biasa, tapi lebih gurih, lebih bertekstur, dan enak! Ada rasa haru ketika seseorang meminta ijin membawa pulang saus yang sudah tinggal sedikit ke rumahnya, untuk dirasakan keluarganya yang lain agar bisa membuatnya sama persis. Bahagia! :')

Sabtu, 19 Oktober 2013

Kitchen Tools: Victorinox Santoku Knife, Three Virtues Knife

 
Beragam Santoku (Walau berbeda lambang, semuanya adalah original Victorinox)
Ulasan kali ini membahas Santoku Knife terlebih dahulu, Santoku knife ini apa sih?
Mendengar namanya pasti aneh, benda apa itu? Tapi kalo ngeliat bentuknya pasti langsung ngeh! Oh ini toh!
Santoku yang diambil dari kata santoku bocho (Japanese: 三徳包丁; "three virtues" or "three uses") adalah pisau serbaguna yang berasal dari Jepang. Bilahnya biasanya cenderung datar namun sedikit melengkung sekitar 60 derajat dibagian ujung seperti kaki domba, panjang bilahnya biasanya berikisar antara 13-20 cm.
Seperti arti katanya, Santoku sendiri merujuk pada 3 kegunaan utama yang paling baik dilakukan oleh jenis pisau ini: Slicing (mengiris), Dicing (memotong dadu), dan Mincing (mencincang). Karenanya, Chef Knife versi Asia ini mengandalkan gerakan memotong tegak lurus, daripada gerakan rocking yang familiar bagi Chef Knife biasa.


Kenapa Santoku menjadi begitu popular?
Pertama desainnya, santoku adalah perkawinan dari chef knife yang agak pendek dan golok kecil, yang membuatnya nyaman untuk digunakan oleh banyak orang, bahkan mereka yang bertangan kecil seperti kebanyakan orang Asia. Ukurannya yang ringkas, dan seimbang, dan beratnya yang lebih ringan dari golok juga membuatnya sering digunakan di dapur.
Kedua, seperti arti namanya, kegunaannya dalam menghasilkan irisan yang mulus, bilahnya yang rata membantu untuk memotong bahan makanan dengan rapi, termasuk yang membutuhkan presisi, seperti memotong dadu, semuanya terasa mudah dengan bilah yang tajam. Demikian juga keseimbangan bilahnya dan bobot yang tepat, membuatnya enak dipakai untuk mencincang bahan makanan. Tidak heran banyak chef kelas dunia yang menjadikan Santoku sebagai pisau wajib yang harus ada dalam Knife Casenya.
Lekukan yang suka dibilang air pockets itu disebut Granton Edge
Kok banyak santoku yang ada lekukan-lekukan di pinggirnya?
Lekukan pada tubuh pisau itu disebut Granton Edge. Granton sendiri sebetulnya adalah merk terdaftar dari Granton Company knife design. Namun penggunaannya menjadi generik di hampir semua pisau dengan desain serupa (seperti kalau dikita, minum apa? minum aqua! padahal penjual VIT, Prima, dll sedang menangis mendengarnya).
Granton Edge mengacu pada sederet lekukan bulat-bulat (lonjong-lonjong? elips-elips?) di samping badan pisau. Karena ada di samping, dia tidak mempengaruhi ketajaman bilahnya (kalau ada yg bilang jadi lebih tajam, itu boong pasti, atau sok tau kayak saya).
Terus gunanya apa dong? Hanya mempercantik? Harus diakui, memang mempercantik kan. Namun selain tampilan luarnya, dia membantu dalam proses pengirisan lho. Maksudnya begini, bilah biasa yang mulus, membuat bahan makanan yang diiris tipis dan basah (ingat fungsi utama santoku kan) cenderung menempel di sisi pisau, nah granton edge ini akan meminimalisasi proses menempelnya itu. Cuma itu? Iya, kalau bagi kita yang amatir, iris kentang paling banyak 5 kg sehari sih (buset masak apaan 5 kg!) ngga masalah, tapi bayangkan para chef yang adalah professional cook yang motong kentang 100 kg (dan wortel 200 kg, bawang 300 kg, namanya juga profesional lah ya...) misah-misahin gitu sangat ganggu dan buang waktu ditengah work pace mereka yang serba kilat.
Tentunya Granton Edge ini berimbas juga dengan harga yang lebih tinggi.
(Cat: saat ini saya hanya provide yang regular, namun bisa menanyakan untuk yang type Granton Edge :) )
 
Santoku akan dipakai untuk semua?
Sebagai pisau, santoku akan bisa memotong hampir semua bahan yang lazim dipotong pisau (bukan kayu, kaleng, atau tulang2 besar ya, gunakan cleaver atau golok untuk tulang), namun saya tidak akan merekomendasikan Santoku untuk memotong roti, atau deboning ayam karena bilahnya yang cukup tebal. Demikian juga ukurannya kurang pas untuk mengupas buah, atau membuat pekerjaan-pekerjaan detail.
Ini Santoku pribadi saya :)

Banyak print, pernah juga dapat satu batch ada lambang burungnya, tapi original semua kok.

Masih mulus? Iya, yang ini baru sekali dipake hahaha... yg lama udah diambil paksa sama bibi rumah!

Santoku for sell, salah satu item yg paling laris!
 Tertarik? Silakan tanya-tanya ke koohei_sandrock@yahoo.co.uk ya :)

Kamis, 17 Oktober 2013

Product dan Pricelist Kitchen Knife Victorinox-Swiss Army




Naaaah, pada terkesan dengan mantapnya tampilan pisau-pisau diatas?
Seperti halnya ulasan saya kemarin, saya adalah penjual dari pisau dapur Victorinox-Swiss Army.
Pisau bagus membuat kita ngga sebal motong daging dengan gerakan menggergaji, motong tomat dengan isi berhamburan, dan bagi yang pake pisau bagai tangannya (maksudnya koki beneran hahaha), ini cocok deh!

Keunggulan:

* Materialnya adalah high carbon stainless steel,
* Sangat tajam, setajam silet!!! *dengan gaya Feny Rose*
* Swiss made, dibuat oleh para expert, very reputable,
* Nyaman dalam genggaman dan seimbang ketika dipakai
* Mendapat nilai excellent (tertinggi) dalam tes memotong bahan-bahan (wortel yg keras, tomat yg lunak, dan kentang yg getas)
* Salah satu situs pisau memberikan kategori BEST VALUE (price for performance) dibanding 11 brand pisau ternama, termasuk yang dipakai Hubert Keller, idola saya! Harganya ehm..... termasuk yang termurah dibanding semua deretan pisau professional lainnya! Cocok untuk kita yang menghargai uang (baca: hemat!)
* Original atawa A SE LI :)

Produk Regular yang paling banyak dicari:

#Carving Knife 19 cm#
Victorinox 5.1903.19, tapi gambar ini ukuran 22cmnya yak, lebih jelas hehe...
Ini bukan carving knife untuk mengukir buah, sebaliknya ini adalah Slicing Knife yang memiliki kemiripan dengan Chef Knife yang serbaguna, bisa dari pekerjaan besar seperti membedah ayam, sampai mengiris bawang dan mencincang apapun. Keunggulan lainnya selain untuk memasak bentuk pisau yang iconic dan bilahnya yang tajam membuatnya tampil impresif jika anda menyajikan kalkun besar dan membagikannya langsung di meja.
Pisau ini cocok dipakai untuk yang terbiasa dengan gerakan "rocking" Nyaman sekali jika anda suka masak.
5.1903.19 carving knife, broader blade Rp 316.000

#Santoku Knife 17cm#
Victorinox 6.8503.17, inilah Santoku Knife 17 cm yang sangat laris itu

Bagi kita nama pisau Santoku mungkin masih asing, tapi begitu ngeliat, pasti langsung familiar deh. Yep, ini adalah pisau dengan bentuk yang sangat kita kenal sejak kita masih kecil.
Pisau Santoku yang aslinya dari Jepang ini juga serbaguna, cocok untuk yang terbiasa dengan pisau bergaya "Asia", pas sekali untuk mengiris tipis daging, iris jullienne (korek api) bahkan dadu2 keciiiil.
6.8503.17 santoku knife blade 17 cm Rp 394.000

#Paring Knife 8cm#
Victorinox 5.0603, paring knife 8 cm, kakaknya yg 10 cm sedikit lebih panjang bilahnya

Paring knife ini kurang lebih seperti pisau kecil yang kita kenal, bentuknya kecil, gunanya besar!
Bisa untuk kupas buah mangga yang udah muateng banget tanpa blenyek, bisa deveining udang kecil, bahkan cocok untuk mengupas kulit dan memisahkan juring jeruk.
Kurang panjang? 10 cm juga tersedia hehe...
Harganya mini juga kok :)
5.0603 paring knife, pointed knife, 8 cm Rp 40.500
5.0703 paring knife, pointed knife, 10 cm Rp 58.000

#Shapping Knife 6 cm#
Victorinox 5.0501, disebut juga bird beak knife!

Pisau serupa paruh burung ini adalah pisau yang lazim digunakan untuk mengukir buah dan sayur. Bilahnya pendek dan sangat tajam, sehingga proses mengukir menjadi sangat mudah. Bukan hanya itu, dalam video diatas ditunjukkan, pisau ini dapat mengupas buah serupa kiwi dengan cepat!
5.0501 Shaping Knife 6 cm Rp 43.500

#Larding (Long) Knife with wavy edge 36 cm#
Victorinox 5.4233.36, di gambar ini 30 cm, adanya cuma gambar ini yg bagus jelas hehe...
Aslinya pisau ini untuk menyisipkan lemak pada daging yang ukurannya besar, tapi jangan salah, dia juga digunakan sebagai pastry knife ukuran besar!
Kemarin sempat dibahas bahwa memiliki pisau panjang bergerigi untuk potong cake itu sangaaat membantu! Apalagi melihat sendiri hasil yang diposting oleh salah satu member senior jago, hasilnya rapi jali!
Bagi yang banyak menerima pesanan layer cake, percayalah, suatu investasi memiliki pisau ini.
5.4233.36 larding knife, wavy edge (black fibrox) Rp 619.000

#Tomato and Sausage Knife 11 cm with wavy edge#
Victorinox 5.0833, sebagian juga menyebutnya fruit and vegetable knife

Fungsi aslinya sih untuk memotong tomat2 di Eropa sanah, juga sosis, jadi hasilnya bisa tipis dan ngga mblenyek. Yah paaak! Buat apa ini, pake santoku ato chef knife juga bisaaaa.
Behold the greatness!!! Di Indonesia ini kan pada kreatif ya, jadi ketika melihat long knife yang pinggirnya bergelombang bagus untuk potong layer cake, eh ini ada versi mininya! Bisa buat carving cake mini nih hahaha... Ngga mungkin juga kan carving cake 15 cm pake pedang starwars (long 36 cm :) ) asik kan!
Harganya? Ndak sampai selembar I Gusti Ngurah Rai yg cool itu lho ;)
Victorinox 5.0833 Tomato and Sausage Knife 11 cm with wavy edge Rp 55.000

Catatan:
  • Harga per Maret 2014, harga dapat berubah sewaktu-waktu
  • Item diatas adalah beberapa item popular yang hampir selalu ada, diluar type diatas bisa ditanyakan, namun sayangnya tidak semua masuk Indonesia ya, jadi mohon tanyakan dulu :)
  • Karena benar2 tajam, mohon handle with care ya, terutama untuk anak kecil, dan dirawat apabila Asisten Rumah Tangga suka memperlakukan pisau sebagai alat serbaguna (ya bisa jadi palu, bisa jadi alat pencongkel botol, dll) Karena berbeda dengan iklan di TV Shopping, pisau yang dijual ini bukan untuk memotong kayu, kaleng, dan berbagai benda yang mustahil dimasak hehe...
Bagi yang berminat, silakan email ke koohei_sandrock@yahoo.co.uk atau silakan request pin BBM, WA (atau lampirkan pin BB, saya akan add), mau tanya apapun pasti diladenin, selama masih bisa dijawab :D

Sabtu, 12 Oktober 2013

Why I love a good knife...

Tulisan ini adalah permulaan tulisan tentang kitchen tools, dan cerita asal mula kenapa akhirnya saya mulai berjualan Pisau saat ini! *lagi ga mungkin jualan makanan soalnya*

_________________________________________________________________________________
Sebagai orang yang suka memasak (suka, bukan jago ya...), tentu peralatan masak menjadi penting. Namun biasanya saya cukup puas dengan apa yang saya pakai. Agak sebel sih sebetulnya, kalo lagi pake pisau dirumah, terus kupas kiwi atau mangga, pada menyon karena si pisau kurang tajam. Tapi ya udahlah, namanya juga pasti masuk mulut. Namun tambah kesini presentasi makan menjadi penting, dan karena dulu saya menerima pesanan, kadang kala memasak dalam jumlah buanyaaaaaak, nah pisau yang tumpul pada saat ini ngeselin bener! Coba deh potong dadu kecil wortel untuk bitterballen 5 kilo, sebel bener loh! Ini harus diperbaiki! Pada saat itulah saya mulai browsing mengenai pisau.

Ternyata pisau (iya, logam tajam yang ada di dapur untuk potong2 iris2 itu loh) punya dunia sendiri loh! Memang terdengar gila, tapi pisau ini jenisnya buanyaaaaaaak banget! Belum lagi bentuk dan kegunaannya, ada yang bener-bener indah, dan ternyata chef chef terkenal memakai beragam pisau ini. Satu lagi yang membuat saya cukup shock adalah: Harganya! Harganya bisa membuat menjerit (untung saya banyak cari tahu barang dikos, pakai internet, jadi ngejeritnya di kamer, kalo di toko malu ngga sih?). Karena uang saya masih terbatas dan banyak kebutuhan lain (beramal contohnya....errrr....pokoknya banyak kebutuhan lain!). Jadilah saya perlu pinter-pinter cari pisau yang saat ini sesuai dengan kebutuhan saya yang masih belum terlalu jago pakai pisau dan uangnya terbatas.

Masa-masa pencarian pisau berjalan sekitar 3 bulanan, dan kayanya saya mulai menjadi aneh...karena saya mulai mencari tahu jenis logam (yang mumet saking banyaknya), cara tempa, dan macam-macam review pisau....iya, saya baru sadar sekarang saya seaneh itu (._.)7
Namun syukurlah pencarian itu tidak sia-sia, pilihan saya jatuh pada brand Victorinox-Swiss Army, dengan beragam alasan selama hasil penelitian saya kemarin (tiba-tiba kalo dibilang meneliti, jadinya agak keren, ngga segila tadi nih!)

Berjalanlah saya untuk mencari si pisau-pisau ini, yang saya beli pertama di Ace Hardware adalah Paring Knife 10 cm, karena namanya juga coba, lebih masuk akal kalo beli yang kecil dulu. Pulang dengan perasaan bahagia, dan di kamar saya membuka pelindung plastiknya (ada semacam plastik yang menempel). Ndak tahu kegilaan apa yang ada dalam pikiran saya, mungkin penasaran ya, saya coba memegang sedikit bilahnya. AAOW!!!! Tangan saya teriris!!! (tergores sih sebetulnya, tapi kan kurang asik kalo biasa aja ceritanya) Kaget juga sebegitu tajamnya....

Besoknya saya mencobanya pada berbagai sayuran, dan hasilnya? hue hue hue.... (bayangkan muka saya dengan nada tertawa seperti ini ya...) saya mengiris sambil tersenyum. Pisau kecil itu enak sekali untuk iris berbagai macam bahan! Pisau yang sama saya bawa ketika acara masak di rumah teman kemaren (yang masak Cakalang Fufu Rabe Rica). Sempat dipakai oleh salah seorang teman saya yang sehari-hari tidak memasak (yang mungutin sagu mutiara merah ijo), untuk kupas dan iris bawang, cabe, dan berbagai rempah lainnya. Karena ada beberapa orang dan banyak bahan yang harus dipakai juga ada beberapa pisau, ternyata si Paring Knife 10 cm kesayangan saya ini jadi rebutan! Begini komentarnya "ini pisaunya Ko Buds beneran lho tajem banget!" Wow! A good knife sure make a difference!!

inilah Victorinox Paring Knife Pointed Tip milik saya pribadi :D

Jika diperhatikan dengan baik, ada waterstain-nya, memang sudah lama dia bersama saya

Lihat bilahnya yang tajam, lebih dari setahun, masih tajam seperti baru!


Karena saya puas, saya bermaksud menambah jenis pisau lainnya. Dan akhirnya saya semakin gila, saya memutuskan untuk berjualan pisau-pisau Victorinox ini! hahahaha.....

Ya, akhirnya saat ini saya berjualan Pisau Victorinox :) Berdasarkan pengalaman saya menggunakannya, dan saya adalah penjual resmi yang berjualan barang Original saja *tersenyum bangga*

Jenis pisau dan harganya akan saya posting dalam post berikutnya.

Apakah saya jatuh cinta pada brand lain? Tentu!! Saat ini brand idola lain yang saya inginkan adalah Misono dan MAC, tapi denganm harga mereka yang jika dikurskan hampir 2 juta per bilahnya, dengan skill amatir saat ini, saya SANGAT PUAS dengan Victorinox saya :)

Suatu saat saya akan dapatkan pisau-pisau dan alat-alat lain idaman saya!

Jumat, 11 Oktober 2013

Traditional Dessert, Modern Touch: Sweet Melon and Tapioca Pearls in Coconut Milk

Salah satu kegemaran saya adalah membaca buku-buku resep. Bagi saya buku-buku resep ini bagai harta (ya emang aneh sih saya dari awalnya juga, mungkin beberapa dari pembaca mulai menyadarinya sekarang >:) ). Buku-buku resep tertentu jadinya "bener", dalam artian enak! Beberapa buku lainnya errr....adalah kumpulan foto yang indah (hehe... tau lah ya maksudnya, eh tapi mungkin juga saya yg masaknya ngga bener sih :p). Tapi apapun itu, selalu menyenangkan liat buku-buku itu, karena dari buku-buku tersebut kadang menambah pengetahuan, imajinasi, kombinasi, ataupun cara penyajian yang menarik.

Salah satu kesukaan saya yang lainnya adalah resep kuno yang bagus! Kenapa resep kuno? Resep kuno kebanyakan memiliki kisah, sehingga makanan yang dihasilkan memiliki kenangan bagi yg memakannya. Dan tentulah dinikmati, dijaga, dan membanggakan sampai disimpan lama, bagai harta!

Nah ketika kemarin menemukan buku ini di Periplus, seneng sekali! Karena kok kayanya begitu bagus, buku resep, dan kayanya membahas resep kuno yang dilestarikan masing-masing nenek (sayang sekali nenek saya yang katanya sangat jago masak sudah meninggal ketika saya lahir). Penulisnya adalah orang Indonesia walau bukunya berbahasa Inggris. Walau kurang seperti bayangan saya (saya berharap kisahnya lebih tergambar dalam menu-menunya), namun buku ini cukup menarik :)

Suatu saat saya akan buat Xiao Long Bao di cover itu, jika sudah ngga di kost pastinya :))


Nah ketika saya baca resepnya, seperti biasa, saya mencari resep-resep yang kelihatannya mungkin saya buat, dan rasanya tidak terlalu asing atau mengejutkan (coba bayangkan Nepalese Nine-Bean Soup, mungkin membuat kalian berpikir berpuluh kali untuk membayangkan bagaimana rasanya, dan beratus tahun untuk mencari semua bahannya, emang agak lebay sih, tapi repot kedengerannya deh...). Dan ketika membaca resep dessert yg satu ini, saya langsung terpikir untuk membuatnya suatu saat nanti ketika pulang. Sampai kemarin waktu ada acara masak di rumah Andre, wah ini kayanya cocok untuk meredam pedesnya Cakalang Rabe Rica nih! (walau si cakalang ngga sepedes itu juga sih)

Ketika melihat resep ini yang terbayang adalah salah satu dessert joint yang terkenal di Indonesia, Honeymoon Dessert, dimana banyak dessert-dessert tradisional diolah dan dipresentasikan menjadi lebih modern, apik, dan enak. Tempat ini juga adalah salah satu tempat favorit untuk ngobrol dan bersantai bersama mamah dan keluarga. Nah gaya nih kan kayanya bila bisa buat sebuah dessert yang bergaya mirip :)

Dessert ini asalnya ngga jelas sebetulnya, sebagian menyebut Vietnam, namun saya merasa di Asia Tenggara yang mirip dengan kita warna kulinernya dan minuman (?) begini adalah Malaysia. Minuman yang juga disebut sebagai sup dingin ini sempat membuat salah satu teman saya emosi, karena ingin membuatnya semirip yang dibuku, saya memintanya memisahkan butiran sagu merah dan hijau (yang hanya sedikit) di antara butiran sagu mutiara yang banyak hahaha....

ini hasil googling. Jika melihat yangh merah dan hijau, saya jadi inget kekeselan teman saya :))


Walaupun hasilnya tetep ndak mirip, karena disana tidak ada fruit-baller dan hanya tersedia gelas biasa :))

Again, not so good photo :( will update when I make it again


Sweet Melon dan Tapioca Pearls in Coconut Milk
diterjemahkan dari "Asian Grandmothers Cookbook" tulisan: Patricia Tanumihardja

Ingredients:
  • 6 cup air
  • 1 cup sagu mutiara
  • 3 cup honeydew melon atau cantaloupe, potong kecil, atau bentuk bola (melon berdaging oranye yang lebih juicy dan relatif lebih manis dari saudaranya yang hijau, yah, lupa bagian serba serbi sok tau deh!)
  • 1,5 cup santan
  • 1/2 cup sirup pandan (buat: rebus 1/2 cup gula, 1/2 cup air, dengan beberapa helai pandan, sampai aroma pandan terasa, biarkan dingin, baru buang daun dan saring jika ada kotorannya)
  • 2 cup es batu

Instruction:
  • Panaskan air, di panci besar, setelah mendidih, masak sagu mutiara hingga matang. Tanda matang adalah menjadi transparan (mungkin ada sedikit putih di tengahnya).
  • Tuangkan sagu yang sudah masak ke saringan besar, bilas dengan air dingin agar mereka tidak lengket sekaligus membuang patinya
  • Dalam mangkuk saji besar campur sagu mutiara, santan, sirup pandan, garam, aduk rata, kemudian masukkan potongan melon dan es batu
  • Sajikan segera setelah dituang dalam mangkuk-mangkuk kecil.

Bagaimana rasanya?
Mengingatkan akan bubur pacar dengan sentuhan yang berbeda, kedengerannya akan aneh kan, melon dalam santan? Tapi ternyata kombinasi ini unik dan enak di mulut. Pilih yang benar-benar masak ya, harumnya melonpun membuat minuman ini jadi lebih legit sekaligus segar. Cari alternatif lain di bulan puasa taun depan? Ini inspirasi sempurna loh :)

Daigaku Imo, nom nom....

(sambungan seri masak di rumah Andre)

Ini adalah makanan yang membuat saya penasaran, ketika melihatnya pertama kali di anime (film animasi Jepang) ketika masih kecil, muncul di buku masak, muncul di komik, muncul di milis, dan kayanya muncul dimana-mana! Apa sih Daigaku Imo itu?!

Pelajaran sok tau! Jreng JREEEENG!

Daigaku Imo adalah makanan tradisional Jepang yang dibuat dari Ubi (Imo) yang banyak dijual di sekitar Universitas (Daigaku). Penganan ini adalah ubi yang dimasak bersalut karamel, sehingga, permukaannya manis renyah, dan dalamnya halus lembut. Kenapa banyak dijual di sekitar Universitas? Karena Daigaku Imo ini adalah makanan yang relatif murah, namun mengenyangkan dan enak (tau sendiri kan mahasiswa gimana? Duit serebu mau dapet nasi, pake sayur...kalo bisa daging......plus minum!).
Nah karena ini adalah makanan yang asalnya dari Jepang, maka memakai Ubi Jepang yang banyak dibudidayakan di daerah Kyushu, Jepang, yang disebut Satsuma-imo (yakali pake Boled Cilembu, nama makanannya jadi Boled Kampus...). Bedanya apa sama ubi kita? Sebenernya sih ngga ada bedanya, namun warna kulitnya sedikit lebih merah, seratnya lebih halus, sehingga ketika dimasak, teksturnya lembut dan meleleh dimulut. Daigaku Imo ini juga kelihatannya cukup populer di Korea, ya emang mereka suka berbagi kuliner2 yang mirip sih ya. 

Dari web lagi hehe... karena ngga sempat foto. Warna merahnya bagus ya!!

Nah banyak resep yang beredar di web-web, kebanyakan digoreng terlebih dahulu, dan dicampurkan gula yang dimasak terpisah. Hasilnya akan lebih renyah sih, namun saya menemukan cara jenius dari cookingwithdog, dimasak bersama! Bisa renyah? Dengan minyak relatif sedikit, ajaibnya bisa! Saya bukan aliran low fat dan teman-temannya, namun jika itu adalah bonus, why not :)) Pastikan punya teflon yang bagus, tutupnya (atau pake tutup panci, tutup dandang atau apalah yang muat), dan konsentrasi biar ngga gosong. Very Easy!!

Ya, foto ini emang jelek :( Tapi bener rasanya enak, will improve the photo as soon as I make the new one


Daigaku Imo
otonggendut.blogspot.com

Ingredients:
  • 500 gr Satsuma Imo, potong-potong ukuran sekali suap, dan rendam di air 10 menit, tiriskan, namun sisakan sedikit air (ada teknik potong Jepang, namanya Rangiri, bentuknya mirip segitiga, tapi potong biasa juga sama rasanya)
  • 1,5 sdm minyak
  • 60 gr gula pasir
  • beberapa tetes shoyu
  • wijen sangrai secukupnya.
Instructions:
  • Masukkan gula pasir ke dalam pan, tuangkan minyak, nyalakan api.
  • Langsung masukkan potongan satsuma-imo dengan sedikit airnya.
  • Tutup si pan, kecilkan api sampai paling kecil.
  • Biarkan sampe terdengar bunyi gemericik minyak (apa ya kalo kita bilang sizzling?)
  • Buka tutup, cek kematangan (tusuk aja, kalo lunak, berarti matang)
  • Aduk-aduk sebentar, pastikan seluruh permukaan terselimuti gula.
  • Masukkan beberapa tetes shoyu (walau terkesan aneh, plis jangan dilewatkan, dia memperkaya rasa, aroma, dan membuat warna  bagus!)
  • Aduk sebentar, taruh di piring saji, taburkan wijen.
  • Diamkan sebentar, jangan langsung dimakan, beware: puanaaaaaaaas! hahahaha...
Bagaimana rasanya?
Hmmmmm.... saya sajikan kemarin sebagai appetizer di rumah teman saya, dan ternyata hanya kebagian beberapa potong, karena cukup disukai (atau mereka terlalu lapar juga mungkin sih...) Tapi ini enak! Manis, renyah, dengan tekstur lembut meleleh didalamnya. Itu shoyu beberapa tetes buat apa? Eh jangan salah, itu membuat rasa manisnya semakin keluar dan menambah sedikit aksen "gurih" yang cocok sekali dengan rasa khas ubinya. Sebagai Snack ini enak, bahkan saya berpikir jika nanti ketika buka Japanese Restaurant, menu ini akan saya sajikan sebagai appetizer atau snack, tentunya kalo buat appetizer, jangan banyak2 ya, kenyang nanti!

Rabu, 02 Oktober 2013

Saya bangga dengan kuliner Indonesia

Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Slalu dipuja-puja bangsa....


Sepenggal lagu tersebut rasanya agak susah didefinisikan sebagai "indahnya Indonesia" saat ini. Kebanggaan akan Indonesia rasanya sudah digempur oleh berbagai konflik, diskriminasi, sistem peradilan yang abstrak di Indonesia, dan segala hal yang absurd di Indonesia.


Ndak, Anda semua tidak salah baca blog, ini masih blog saya, bukan blog politik hahaha.... Hubungannya apa dengan tulisan di atas? Saya sebagai warga keturunan yang lahir di Indonesia tetap memiliki kebanggaan di tengah semuanya itu. Apa hal yang saya banggakan? Bagi saya (dan kehidupan saya yang hampir terpusat pada dunia kuliner) yang sangat membanggakan di Indonesia adalah kulinernya!


Kuliner di Indonesia begitu kaya, sebut saja sajian puluhan soto yang membentang senusantara ini, dari soto saja sudah macem2 jenisnya masih ditambah orang daerah yang kreatif memodifikasi hurufnya (atau menambah hurufnya malah), sroto, coto, tauto, dan entah apa lagi jenisnya, semoga saja suatu saat ndak ada versi s07o... Selain soto yang beragam dan rasanya ndak akan membuat bosan memakannya, masih banyak makanan-makanan khas dari daerah tertentu yang begitu terkenal sehingga menjadi kebanggaan sendiri. Apa contohnya? Yak bener sekali, RENDANG! Tidak kalah dengan Jepang, Amerika yang punya makanan khas daerah dan terus menggaung-gaungkan kebanggaannya (contohnya Chicken Nanban dari Kyushu, Jepang dan Philadelphia Cheese Steak Sandwich dari Philadelphia, Amerika) kita pun punya banyak yang begitu lho. Saya membaca dalam Kompas Jelajah Kuliner Nusantara kemarin, bertapa bangga, dan dalamnya filosofi masyarakat Minang terhadap Rendangnya. Kok, hati ini ikut membuncah bangga yak, walau tidak ada sama sekali darah Minang dalam diri saya :))


Selain Rendang yang mendunia (udah tahu kan, Rendang ini sempat dinobatkan sebagai makanan paling enak sedunia versi CNN?) masih buanyak banget makanan khas yang membanggakan di Indonesia, Bali dengan sambal matah dan Bebek Betutunya, Yogya dengan Gudegnya, dan sederet makanan Indonesia yang mungkin di sebelah saya harus ada Opa William Wongso jika ingin mendaftarnya satu-satu. Indonesia, kulinernya kaya sekali! Dan (untungnya) sedap sekali! Sering sekali kan bagi kita walau suka makan Western food, Chinese Food, dll., dan tetap ada kangen menyantap makanan Indonesia?


Nah masalahnya Makanan Indonesia ini adalah kelemahan saya. Dari bagian-bagian besar aliran kuliner yang saya tertarik Western-Japanese-Chinese-Thai (sayangnya kuliner Timur Tengah atau India belum berhasil menarik hati saya), Indonesia malah saya pinggirkan. Kenapa alasannya? Bahan yang banyak, dan waktu yang lama adalah sedikit alasannya, lainnya? malas (seperti biasa ya hahaha....)


Sampai suatu saat, seorang rekan kantor yang sedang dinas di Manado menanyakan saya mau oleh-oleh apa. Kenangan saya akan restauran Beautika (the best Manado Restaurant menurut saya, walau harganya errrrrr.....ya sudahlah ya, pusing) membuat saya berkata: mau ikan cakalang fufu dong nov, yang sudah dimasak cabe dan siap makan ya! *udah kebayang tuh dikantor nanti dibawain cakalang fufu suir pedas yang enak bener dimakan sama nasi panas*


Tahukah apa yang dibawa? Teman kantor saya yang gila ini membawakan Cakalang Fufu berukuran raksasa (sumpeh gede banget, seekor sih, tapi ada kali 1,5 sampe 2 kg sih) lengkap dengan tusuk bambunya..... For gods sake.... Saya sudah ndak terbayang kegilaan ini mau diapakan, karena rasanya tidak mungkin di kos saya uprak uprek raja cakalang ini dengan aromanya yang semerbak.


Sebelum bercerita lebih jauh, rasanya ngga lengkap kalau di blog saya belum ada penjelasan sok tau (yg sok tau tuh wikipedia dan netizen lain lho ya, bukan saya, saya mah merangkum ke-sok tauan mereka doang wkwkwkwk :p) inilah sedikit mengenai Cakalang Fufu:
Cakalang Fufu adalah ikan cakalang (skipjack tuna) yang dibersihkan sisiknya, dibuang jeroannya, dibelah dua, dibumbui, lalu diasapkan. Warnanya menjadi coklat sedikit kemerah-merahan, dan tekturnya menjadi sedikit lebih kering. Rasanya sendiri karena sudah dibumbui dan diasapkan, maka khas dengan aroma asap yang sedap, sedikit asin, namun yang paling menonjol adalah sangat gurih khas ikan keluarga tuna. Hidangan khas daerah Minahasa, dan produksi utamanya di kota Bitung, Sulawesi Utara, Indonesia. Membanggakan kan!
Berikut gambarnya -dari internet- (sayangnya saya ndak sempet foto si cakalang raksasa, karena tangan udah terlanjur belepotan bawang sambel)
Ini si Cakalang dengan teman-temannya

Nah ini dengan penjualnya -foto yg bagus, thanks ary atau siapa itu tulisan di pojok :) -


Mungkin karena memang ada konspirasi dari geng temen-temen kantor saya, akhirnya saya berakhir masak di rumah salah satu anggota geng (satu2nya yang sudah beristri dan punya rumah hahahahaha...). Apa yang saya masak? Inilah yang saya masak:

  • Daigaku Imo (sebagai ganti dari teman saya yang mau makan ubi kukus tapi malas ngukus)
  • Cakalang Fufu Rabe Rica (what?!)
  • Tumis kangkung untuk menemani si ikan
  • Telur tim jamur, karena si ikan dan kangkung kurang temen
  • Sweet Melon with Tapioca Pearl, (bukan gaya2an pake Inggris, emang namanya itu! karena mau nyoba resep dari buku yang lagi saya baca)

Dan karena postingan kali ini topiknya adalah makanan Indonesia (walau saya seperti biasa udah melenceng kemana-mana), saya hanya membahas ttg Cakalang Fufu Rabe Ricanya saja (tenang, saya ndak akan membahas sejarah makanan ini, namanya sudah jelas hahaha...), dapat darimana saya resep gaib ini? Tentu dari internet hahahaha.... Karena saya belum menemukan buku ttg makanan Manado yang menarik. Sedikit modifikasi saya tambahkan untuk saya yang suka pedas.
Gurih, pedas, harum, sedap! Bikin laper setiap saat...

Cakalang Fufu Rabe Rica
  
Ingredients:
  • 1 ekor cakalang fufu, disuwir, tumis sebentar (karena kemarin pakainya raksasa, maka sesuaikan ya)
  • 200 gr cabai rawit merah (jika ingin menggelegar tambah aja, tapi ini udah menampar bibir kebanyakan orang ternyata)
  • 20 siung bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • 2 tomat merah, cincang kasar
  • 3 serai, bagian putihnya saja, dimemarkan
  • 5 cm lengkuas, iris2, memarkan
  • 3 daun pandan, simpulkan
  • 3 lembar daun salam
  • 3 lembar daun jeruk
  • 3 sdm air jeruk nipis
  • Garam secukupnya
  • Gula sedikit saja
  • Minyak goreng
Instruction:
  • Tumbuk cabai rawit, bawang merah, bawang putih dan garam (kasar)
  • Tumis: lengkuas, serai, daun pandan, daun jeruk dan daun salam sampai harum
  • Masukkan bumbu halus, masak sampai harum dan matang (pastikan jendela terbuka, karena aromanya tajam dan pedas, bisa membuat batuk dan bersin serumah hahaha...)
  • Masukkan tomat, tumis sampai layu
  • Masukkan cakalang suwir, aduk sampai rata dengan bumbu, tuang air jeruk nipis
  • Masukkan gula, dan tes rasanya
  • Sajikan dengan nasi panas

Bagaimana rasanya?
Sedap banget! Campuran rasa gurih, pedas, sedikit asam si cakalang ini nagih bener, aroma asapnya yang bercampur dengan bumbu, membuat ikannya tidak amis, aroma asapnya ini juga yang bikin lapar. Sejumput bahkan bisa untuk makan nasi panas sepiring penuh hahaha... Oh iya, beberapa lauk kurang enak jika sudah dingin, namun cakalang rabe rica ini tetap sedap! Dalam bayangan saya, ini akan cocok sebagai bekal, asal jangan lagi diet aja, bisa kesetanan! *pengalaman pribadi*
Kuliner Indonesia? Membanggakan!
*sambungan masak di rumah temen ini dalam post berikutnya ya*

Selasa, 24 September 2013

Soba, Truly Japanese Pasta.

Hari Rabu, 18 Sept 13 kemarin, saya mendapatkan kabar kurang menyenangkan dari dokter, belum lagi pengalaman yang "mengejutkan" dan tagihan obat dan dokter yang "mengejutkan!" juga. Dilanjutkan dengan hari Jumat kemarin harus test lab. Sabtu ini rasanya energi sudah habis. Rasanya tidak niat work out dulu deh. Mau istirahat saja seharian di kasur rasanya.
 
Dalam keadaan seperti ini, masak menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi saya, walau kadang ada waktunya juga malas banget memasak. Rasa malas ini biasanya semakin pudar jika yang dimasak adalah menu baru, entah melibatkan bahan makanan baru, bumbu baru, atau nuansa baru. Nah, kali ini saya (ditengah kondisi yang masih kurang fit) berpikir makanan pedas akan memperparah kondisi saya (walaupun, saya sedang benar2 craving for hot fiery food!). Akhirnya makanan berkuah yang panas alternatifnya. Akhirnya ditengah stok bahan makanan yang terbatas, saya berpikir tentang bahan makanan yang sudah cukup lama dibeli, namun belum pernah dipakai: Soba!
 
Sebelum memasak, biarlah saya bercerita sedikit mengenai apa itu Soba yak. Dalam kuliner Jepang, ada beragam mie yang terdengar atau setidaknya terasa familiar bagi kita, apalagi jika bukan Ramen (yang justru aslinya adalah Chinese Style Noodle), juga ada Udon yang mulai familiar (yang mienya segede-gede kabel listrik tuh), ada Soba, dan Somen yang masih belum terlalu sering didengar. Nah fokus pembahasan kali ini adalah Soba. Soba ini adalah furniture empuk yang digunakan untuk duduk... Eh, maafkan, itu namanya Sofa! Soba (蕎麦 atau そば) ini adalah sejenis mie yang dibuat dari sejenis gandum yang disebut buckwheat (yang entah kenapa terjemahan Bahasa Indonesianya adalah Gandum Kuda...jadi penasaran mungkin ada gandum sapi atau gandum kucing barangkali?)atau istilahnya adalah soba-ko. Si soba ini ada yang segar dan instan. Saya memakai yang instan. Bentuknya lurus memanjang seperti pasta angel hair, berwarna kecoklatan berbintik-bintik terkesan agak "kotor", hal ini disebabkan proses penggilingannya ikut melibatkan kulit gandumnya. Aromanya, hm... little bit earthy.
 
Nah ini dia si soba instannya, lihat warnanya yang agak berbintik, bukan bulukan ya!
 
Soba ini dapat dimasak dalam berbagai macam gaya, baik dingin maupun panas. Yang paling sederhana adalah direbus, lalu disajikan dengan saus pencelupnya (tsuyu). Hidangan ini disebut Zaru Soba (dinamakan Zaru karena ada tatakan dari jalinan bambu seperti penggulung maki sushi). Nah, karena sejujurnya dalam bayangan saya menyajikan Zaru Soba akan beresiko saya tidak akan memakannya karena kurang rasa hahaha... Saya memutuskan untuk membuat satu gaya soba berkuah panas, yaitu Kitsune Soba (きつね蕎麦). Kitsune sendiri adalah Rubah, diceritakan ada dewa dalam mitologi Jepang yang suka sekali dengan tahu goreng yang disebut Aburaage. Makanya cukup banyak makanan Jepang yang dikaitkan dengan si tahu ini (Kitsune Udon, Inari-Zushi).
 
Saya masih punya abura age di freezer hasil trial membuat Kitsune Udon beberapa waktu lalu.Jadi setelah belajar sejarah makanan Jepang yang membuat seluruh pembaca blog saya tertidur dan browsing hal lainnya, inilah hasilnya :)

Jadi laper ngga sih lihat aburaagenya?

 
Kitsune Soba (きつね蕎麦)

Ingredients:
  • 100 gr soba instan
  • 400 ml dashi
  • 1,5 sdm shoyu
  • 0,5 sdm sake
  • 1 sdt gula pasir
  • 1 sdm mirin
  • Aburaage dan bumbunya (2 tahu aburaage, 100 ml dashi, 1/2 sdt sake, 1/2 sdm shoyu, 1 sdm gula pasir)
  • Pelengkap: Daun bawang diiris tipis, wakame secukupnya direndam, dan katsuobushi secukupnya 
 Cara:
  • Aburaage: karena si tahu ini udah dijual dalam keadaan digoreng dan cukup banyak minyaknya, maka kita kurangi terlebih dahulu dengan cara membilasnya dengan air panas, kemudian diperas lembut (jangan pake emosi! nanti hancur...). Jika sudah maka dibelah jadi 2. Didihkan bumbunya dan masukkan tahu, rebus dengan api kecil sampai cairan hampir habis.
  • Didihkan air, rebus soba sesuai petunjuk kemasan, angkat, bilas dengan air mengalir untuk menghilangkan kelebihan pati. Taruh dalam mangkuk saji. Tata aburaage yang sudah dibumbui dan wakame diatasnya.
  • Didihkan dashi, shoyu, sake, gula pasir, mirin, diamkan dalam keadaaan mendidih selama +/- 15 detik, cek rasanya.
  • Tuang kuah dalam mangkuk yang berisi soba dan toppingnya.
  • Beri sedikit katsuobushi dan irisan daun bawang.
 
Bagaimana rasanya?
Sobanya terasa seperti citarasa "baru" di dalam mulut, ada tekstur berbutir ketika dikunyah, ada aroma yang berbeda juga dari sobanya sendiri yang mungkin dirasakan sangat berbeda bagi yang terbiasa memakan mie telur seperti saya. Tapi kesan keseluruhan saya enak dan menyenangkan, karena dengan kuahnya yang ringan, aburaage yang lembut, manis gurih dan penuh rasa, hidangan ini sangat bercitarasa Jepang. Saya masih penasaran, kuahnya sendiri harapannya bisa lebih "mantap" tanpa kehilangan kekhasannya yang ringan. Dicoba deh :)
 
Btw, Kitsune Soba yg asli ndak ada wakame dan katsuobushinya ya, itu hanya tambahan saya aja, topping sebenarnya di Jepang sana adalah: Aburaage, kamaboko (baso ikan), dan daun bawang.